Ilmu Sosial Dasar
Masyarakat
Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Pola perilaku masyarakat kota dan desa
tentunya berbeda, namun dengan perbedaan itulah yang menjadikan keduanya saling
bergantungan. Oleh karena itu masyarakat kota dan desa memiliki hubungan yang
sangat erat, dengan ini masyarakat yang tinggal di kota bergantung pada hasil
bumi dan ternak yang diolah di desa yang berupa bahan panganan.
Begitupun dengan Masyarakat
desa, banyak juga yang datang ke kota (urbanisasi) untuk mencari lapangan
pekerjaan. Karena di desa dangat nimin dengan lapangan pekerjaan. Selain itu di
kota juga mamproduksi barag – barang elektronik yang dapat digunakan untuk
membantu meringankan pekerjan di desa. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat
kota dan desa saling membutuhkan satu sama lain.
1.
Masyarakat Perkotaan, Aspek – Aspek Positif dan Negatif
A. Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan
istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
B. Syarat – Syarat Menjadi Masyarakat
Syarat – Syarat menjadi Masyarakat yaitu :
1.
Mematuh iaturan yang dibuat oleh negara
2.
Mematuhi hak dan kewajiban sebagai masyarakat
3.
Melindungi negara ditempat masyarakat tersebut
bermukim
4.
Menciptakan lingkungan yang tentram dan damai
C. Pengertian
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering
disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada
sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan.
D. Dua Tipe Masyarakat
Masyarakat mempunyai tipe seperti berikut :
o Masyarakat kecil yang belum kompleks, yaitu masyarakat yang belum mengenal pembagian kerja,
struktur, dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajarisebagai satu kesatuan.
o Masyarakat yang sudah kompleks, yaitu masyarakat yang sudah jauh menjalankan
spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu pengetahuan sudah maju, teknologi
maju, dan sudah mengenal tulisan.
E. Ciri – Ciri Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1)
Kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2)
Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota-kota
kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan
paham politik, perbedaan agama dan sebagainya.
3)
Jalan
pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan
bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan
daripada faktor pribadi.
4)
Pembagian
kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
5)
Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa.
6)
Interaksi
yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripada
faktor pribadi.
7)
Pembagian
waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu.
8)
Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh dari luar.
F. Perbedaan Antara Desa dan Kota
Perbedaan Antara Desa dan Kota yaitu :
1.
Jumlah
dan kepadatan penduduk.
2.
Stratifikasi
sosial.
3.
Pola
interaksi sosial.
4.
Lingkungan
hidup.
5.
Corak
kehidupan sosial.
6.
Solidaritas
sosial.
7.
Mata
pencaharian.
8.
Mobilitas
social.
2.
Hubungan Desa dan Kota
A. Hubungan Desa dan Kota
Hubungan antara desa dan kota diantaranya yaitu :
§
Masyarakat tersebut bukanlah 2 komunitas yg berbeda.
§
Bersifat ketergantungan.
§
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan bahan
pangan.
§
Desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis pekerjaan
tertentu.
§
Sebaliknya, kota menghasilkan barang dan jasa yg
dibutuhkan desa.
§
Peningkatan penduduk tanpa diimbangi perluasan kesempatan
kerja berakibat kepadatan.
§ Mereka kelompok para
penganggur di desa.
3.
Aspek Positif dan Negatif
A. Aspek Positif dan Aspek Negatif
Ø Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa
masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak
sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh
masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan
dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan
kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi
peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya
berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar
rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada
masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
Ø Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh
perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam
hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya
meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan
masyarakat.
Ø Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat
pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia
biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat
ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.
Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan
prestasi dan produksi atau output (hasil).
Sebaliknya yang negatif bila
persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga
kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada
manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
Ø Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai
penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan
orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang
diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya
adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong
untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat
dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
B. Lima Unsur Lingkungan Perkotaan
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola
kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Secara umum dapat dikenal
bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1.
Wisma:
unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung
terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan
kegiatan-kegiatansosial dalam keluarga.
2.
Karya
: Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena
unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat ; misalnya bagi
kehidupan perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal,serta kegiatan kerja
lainnya.
3.
Marga
: Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan
hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan
internal), serta hubugan antara kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya
(hubungan eksternal).
4.
Suka
: Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memnuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, petamanan, kebudayaan, dan
kesenian.
5.
Penyempurnaan
: Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara
tepat tercakup ke dalam ke empat unsur di atas, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan
kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
C. Fungsi Eksternal Kota
Fungsi
eksternal dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam
kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik
secara regional maupun nasional. Contohnyaa yaitu :
· Sebagai tempat
melakukan politik
· Sebagai tempat
untuk memperluas jaringan usaha
· Sebagai tempat
untuk memperoleh ilmu yang tinggi
· Sebagai sarana
produksi
4.
Masyarakat Pedesaan
A. Pengertian Desa
Desa merupakan perwujudan
atau kesatuan geografis, sosial, ekonomi, politik dan kulural yang terdapat di
suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah
lain.
Pola keruangan desa bersifat agraris yang sebagian
atau seluruhnya terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan
tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti iklim, tanah,
topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat penyesuaian penduduk
desa terhadap lingkungan alam bergantung pada faktor ekonomi, social,
pendidikan dan kebudayaan.
B. Ciri – Ciri Desa
Ciri-ciri masyarakat desa antara lain sebagai berikut:
-
Sistem
kehidupan umumnya bersifat kelompok dengan dasar kekelurgaan (paguyuban).
-
Masyarakat
bersifat homogen seperti dalam hal mata pencahariaan, agama dan adat istiadat.
-
Diantara
warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan
dengan masyarakat lain di luar batas wilayahnya.
-
Mata
pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani.
-
Faktor
geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan masyarakat.
-
Jarak
antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.
C. Ciri – Ciri Masyarakat Pedesaan
Ciri-ciri masyarakat pedesaan dapat
ditunjukkan melalui kehidupan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa
diantaranya :
1. Masyarakat pedesaan menggunakan bahasa
daerah untuk komunikasi sehari-hari.
2.
Masyarakat pedesaan berorientasi pada kepentingan bersama dengan bergotong
royong.
3. Masyarakat pedesaan senantiasa
berupaya menjaga kerukunan antar sesama.
4. Masyarakat pedesaan biasanya lebih
memilih hidup yang sederhana.
5. Masyarakat pedesaan umumnya menjunjung
tinggi adat istiadat yang berlaku.
6.
Masyarakat
pedesaan cenderung mengutamakan mempertahankan kehidupan tradisional.
D. Macam – Macam Pekerjaan Gotong Royong
Gotong
royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama
untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarah,
pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong
menjadi dasar Filsafat Indonesia. Contohnya seperti :
-
Membersihkan lingkungan Bersama
-
Adanya sistem ronda untuk menjaga lingkungan
-
Saling membantu sesama warga
-
Bahu membahu dalam pembangunan desa
E. Sifat dan Hakikat
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat
dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku,
tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat
pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat
pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan
bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung
tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju
dan keluar dari hakikat itu.
F. Macam – Macam Gejala Masyarakat
Pedesaan
Di dalam masyarakat
pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, yang menyebabkan di dalam
masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan. Gejala-gejala sosial
tersebut antara lain:
Ø
Konflik
(pertengkaran), pertengkaran yang terjadi di sini biasanya terjadi karena masalah
sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga.
Ø
Kontraversi
(pertentangan), petentangan ini sering terjadi diakibatkan perubahan kebudayaan,
psikologi ata dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic).
Ø
Kompetisi
(persaingan), persaingan di sini sering terjadi dalam berbagai hal, terutama dalam
bekerja.
Ø
Kegiatan pada masyarakat
pedesaan
G. Sistem Budaya
Petani Indonesia
Sejarah perjuangan hidup umat manusia hanya akan
bermuara pada dua latar belakangbudaya, budaya petani (bertani, berternak dan
menangkap ikan sebagai nelayan) dan budayapedagang. Indonesia, secara sadar
mentransformasi budaya petani ke dalam budaya industri. Dan budaya itu pula
yang menjiwai budaya industrinya. Apa dan bagaimana “budaya petani” dan “budaya
pedagang” dapat tergambar dalam kisah sederhana. Petani pun beranggapan seperti
:
- Mereka beranggapan bahwa orang bekerja
itu untuk hidup
- Mereka menganggap alam itu tidak
menakutkan jika terjadi bencana
- Dalam menghadapi alam mereka cukup
bekerja sama
H. Unsur – Unsur Desa
1) Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam
hal geografis.
2) Penduduk, adalah hal yang meliputi
jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa
setempat
3) Tata Kehidupan, dalam hal ini pola
pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
ketiga unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri
sendiri melainkan merupakan satu kesatuan.
I. Fungsi Desa
Fungsi dari desa adalah:
1. Desa yang merupakan
hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan
makanan pokok.
2. Desa ditinjau dari
sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja
yang tidak kecil artinya.
3. Desa dari segi
kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa
industri, desa nelayan, dll
5.
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
A. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan
Masyarakat Perkotaan
Kehidupaan masyarakat desa
berbeda dengan masyarakat kota. Perbedaan yang paling mendasar adalah keadaan
lingkungan, yang mengakibatkan dampak terhadap personalitas dan segi-segi
kehidupan. Kesan masyarakat kota terhadap masyarakat desa adalah bodoh, lambat
dalam berpikir dan bertindak, serta mudah tertipu dsb. Kesan seperti ini karena
masyarakat kota hanya menilai sepintas saja, tidak tahu, dan kurang banyak
pengalaman.
Untuk memahami masyarakata pedesaan dan perkotaan
tidak mendefinisikan secara universal dan obyektif. Tetapi harus berpatokan
pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah orang, tingal
dalam suatu daerah tertentu, ikatan atas dasar unsur-unsur sebelumnya, rasa
solidaritas, sadar akan adanya interdepensi, adanya norma-norma dan kebudayaan.
Masyarakat pedesaan
ditentukan oleh bentuk fisik dan sosialnya, seperti ada kolektifitas, petani iduvidu,
tuan tanah, buruh tani, nelayan dsb.
Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan
masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal
dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan
masyarakat lain. Jadi perbedaan atau ciri-ciri kedua masyarakat tersebut dapat
ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan,
ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenotas, perbedaan
sosisal, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial, pola
kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem
lainnya.
Reference:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar