Selasa, 15 Oktober 2019

Pemuda dan Sosialisasi


Ilmu Sosial Dasar
Pemuda dan Sosialisasi


            Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai, hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Didalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
1. Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
    A. Pengertian Pemuda
            Secara harfiah pemuda adalah golongan manusia yang masih muda dan bersifat labil yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan supaya menjadi lebih baik. Pemuda juga akan menjadi penerus generasi bangsa, dengan semangat pemuda akan menentukan perubahan diwaktu yang akan datang.
Sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda yang dapat merubah perubahan dan kemajuan negara ini dengan rancangan-rancangan dan jalan pikir kita sebagai pemuda. Proses sosialisasi yang dialami oleh pemuda tiap harinya entah itu di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat membawa dampak yang besar dalam membina sikap hidup di masyarakat luas.
B. Pengertian Sosialisasi
Dalam bermasyarakat pentingnya sosialisasi sangat diperhatikan, karena sosialisasi adalah proses penanaman nilai dan aturan. Sosialiasi dibagi menjadi dua jenis yaitu Sosialisasi Primer (sosialisasi dalam keluarga) dan Sosialisasi Sekunder (sosialisasi dalam masyarakat).
Sosialisasi Primer berlangsung pada saat anak berusia 1-5 tahun, anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. dalam tahap ini peran orang tua dan peran orang-orang terdekat sangatlah penting, warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh kepribadian dan interaksi antara anda dan anggota keluarganya.
Sosialiasi Sekunder yaitu proses sosialiasisasi setelah sosialisasi primer, memperkenalkan individu ke dalam kelompok masyarakat. Pada proses ini masyarakat yang menilai kepribadian seseorang, contoh apakah seseorang yang dinilai kepribadiannya adalah orang baik atau tidaknya dinilai dari kepribadian kita
C. Internalisasi Belajar dan Sosialisasi
Internalisasi adalah perubahan dalam masyarakat. Sedangkan Sosialisasi adalah suatu peroses yang mempelajari tentang norma – norma masyarakat yang akan membentuk keperibadiannnya dilingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi dan Sosialisasi didalam lingkungan masyarakat. Maka tidak akan ada perubahan dilingkungan itu.
D. Proses Sosialisasi
Menurut pendapat George Herbet Mead bahwa sosialisasi yang akan dilalui seseorang dibedakan melalui tahap persiapan (preparatory stage), tahap meniru (play stage), tahap siap bertindak (game stage), tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage/generalized other).
1. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialamai oleh setiap manusia sejak dilahirkan, moment seorang anak menyiapkan diri mengenal dunia sosialnya. Tahap ini anak mulai meniru kegiatan yang dilakukan orang tuanya atau orang di sekitarnya. Contoh: seorang ibu mengajarkan mengeja kata “mamah” balita akan mencoba mengucapkan kata yang diulangi ibunya, mesti tidak sempurna diucapkan “myamyah”. Seiring anak tumbuh lama-kelamaan anak dapat memahami makna kata mamah tersebut dengan kenyataan bahwa ibunya adalah mamahnya.
            2. Tahap Meniru (Play Stage)
Pada tahap ini semakin sempurna seorang anak meniru peran yang dilakukan orang dewasa. Anak menyadari tentang yang dilakukan orang disekitarnya. Pada tahap ini kemampuan untuk menempatkan diri dengan posisi orang lain mulai terbentuk. Di mana seorang anak mulai sempurna untuk meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Dia mulai mengetahui namanya, nama orang tuanya, dan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
3. Tahap Siap Bertindak (Game stage)
Di tahap peniruan sudah berkurang lalu digantukan peran yang dimainkan secara langsung dengan kesadaran penuh. Pada tahap ini hubungan dengan lawan interkasi semakin kompleks, dan si Individu mulai berhubungan dengan teman sebayanya di luar rumah. Secara bertahap peraturan-peraturan yang berlaku mulai dipahami.
4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
E. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia yang sama masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untuk menerima perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi pembangunan masyarakat.
Peranan Sosial Mahasiswa bisa dikatakan pemuda yang aktif dan berintelektual yang akan berperan sebagai generasi yang diharapkan akan meneruskan generasi sebelumnya, yang akan membangun negaranya menjadi lebih baik. Sedangkan Pemuda adalah sesorang Individu atau kelompok yang berperan aktif didalam masyarakat dan bisa dikatakan Mahasiswa atau tidak, karena belum semua pemuda yang berintelektual mampu secara ekonomi untuk menjenjang pendidikan yang lebih tinggi, karna biaya pendidikan yang semakin mahal.  Bisa dikatakan Pemuda memiliki Sosialisasi yang tinggi yang dapat berperan penting dilingkungan masyarakat kuhususnya bersosialisai untuk menjadi penengah didalam lingkungan sekitar maupun secara luas.
2. Pemuda dan Identitas
A. Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar Pembinaan dan pengembangan Generasi Muda :
·            Landasan Idiil (Pancasila)
·            Landasan Konstitusional (UUD 1945)
·            Landasan Strategis (Garis Besar Haluan Negara)
·            Landasan Historis (Sumpah Pemuda, Proklamasi)
·            Landasan Normatif (Etika, tata nilai, dan tradisi luhur, yang hidup dalam masyarakat)
Menurut Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda yang ada di atas telah ditetapkan oleh mentri pendidikan dan kebudayaan dalam keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan NO 00323/U/1978 Tanggal 28 Oktober 1978.
Jadi, pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah semua pihak yang bersangkutan harus ikut serta dalam kepentingan generasi muda, agar satu laras mencapai tujuan yang kita semua inginkan.
B. 2 pengertian pokok pembinaan dan pengembngan generasi muda
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan Generasi Muda yaitu :
·            Generasi Muda sebagai Subyek
·            Generasi Muda sebagai Obyek
Generasi Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapi bangsa, dalam rangka kehidupan berbangsa bernegara serta pembangunan nasional.
Generasi Muda Obyek adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang mengarah kan kepada pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang maksimal dan belum dapat mandiri secara fungsional di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
C. Masalah - Masalah Generasi Muda
Generasi muda dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menghadapi berbagai permasalahan yang perlu diupayakan penanggulangannya dengan melibatkan semua pihak. Permasalahan umum yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia dewasa ini antara lain sebagai berikut :
1.          Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
2.          Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
3.          Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik formal dan informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
4.          Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
5.          Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, dan pertumbuhan.
6.          Masih banyaknya perkawinan dibawah umur.
7.          Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental bangsa.
8.          Masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang.
9.          Pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan perilaku (Deviant behavior).
10.       Masuknya budaya barat (Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang dapat merusak mental generasi muda.
11.       Masih merajalelanya kenakalan remaja dan permasalahan lainnya. Permasalahan tersebut akan berkembang seiring dengan perkembangan jaman apabila tidak diupayakan pemecahannya oleh semua pihak termasuk organisasi masyarakat, diantaranya karang taruna.
D. Potensi - Potensi Generasi Muda
Banyak sekali potensi-potensi yang ada dikalangan generasai muda, contohnya :
·            Idealisme dan daya kritis
·            Dinamika dan kreativitas
·            Keberanian Mengambil Resiko
·            Opimis dan kegairahan semangat
·            Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
·            Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
·            Patriotisme dan Nasionalisme
·            Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
E. Tujuan Pokok Sosialisasi
1.          Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
2.          Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
3.          Pengendalian fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4.          Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya
3. Perguruan dan Pendidikan
A. Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Potensi Generasi Muda dapat dikembangkan melalui bidangnya masing – masing agar tercapai suatu keinginan yang selaras antara Generasi sebelumnya dan Generasi Baru yang akan mencapai suatu negara yang maju dan sejahtera.
B. Pengertian Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ilmu di bidang keinginannya masing – masing agar bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi disebut Mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan tinggi disebut dosen. disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi ilmu – ilmu yang telah didapat dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA), yang akan berpeluang besar menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan bangsa dan negaranya.
C. Alasan untuk Berkesempatan Mengenyam Pendidikan Tinggi
Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting , karena berbagai diantaranya :
·            Kesempatan kerja
Tidak dapat disangkal bahwa orang-orang yang memiliki gelar sarjana lebih dihargai dan dicari di pasar kerja dibandingkan dengan mereka yang baru saja lulus SMA. Dan bahkan jika perusahaan besar merekrut orang, mereka jelas akan memilih orang-orang dengan gelar sarjana.
·            Kepribadian dan tanggung jawab
Pendidikan perguruan tinggi bukan hanya berkisar seputar akademisi. Seorang siswa berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan ekstra kurikuler selama tahun-tahun dalam kuliahnya. Dia bekerja pada sejumlah presentasi dan tugas. Semua hal ini membantu dalam pembentukan kepribadian seseorang. Fakta nyata adalah bahwa pendidikan tinggi membantu dalam meningkatkan pengetahuan seseorang, analitis dan keterampilan pemecahan masalah. Banyak siswa tinggal jauh dari keluarga mereka untuk pertama kalinya dalam hidup mereka selama bertahun-tahun waktu kuliah. Dengan demikian, mereka cenderung menjadi lebih bertanggung jawab dan serius selama belajar di perguruan tinggi.
·            Penghasilan
Studi telah menunjukkan bahwa orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memperoleh sekitar 25% lebih dari mereka yang tidak memilikinya. Alasan di balik itu adalah bahwa orang-orang dengan gelar profesional biasanya memiliki lebih mendalam akan pengetahuan sesuai bidang mereka, ditambah lagi pengalaman yang mereka peroleh selama masa kuliah mereka. Hal ini membuat mereka lebih mudah mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
·            Kemajuan dalam karir
Salah satu manfaat dari perguruan tinggi adalah bahwa seseorang jauh lebih mungkin untuk mendapatkan promosi dan membuat kemajuan dalam bidang yang mereka pilih. Gelar yang lebih tinggi membuat seseorang lebih berpengetahuan dan mendorong untuk kreatif.
·            Harga diri
Ketika seseorang memiliki pengetahuan, maka dia mempunyai senjata dalam karirnya. Dia tidak hanya akan menjadi orang yang jauh lebih bahagia tetapi mungkin akan sangat percaya diri juga. Orang bahagia akan menjadi produktif di tempat kerja dan juga baik dalam hubungan pribadinya.
Reference:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Manfaat Teknologi Informasi untuk Manajemen Layanan Sistem Informasi Bagi Masyarakat Pendahuluan Teknologi informasi yang juga berkembang ...