Rabu, 06 November 2019

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan


Ilmu Sosial Dasar

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan


Pola perilaku masyarakat kota dan desa tentunya berbeda, namun dengan perbedaan itulah yang menjadikan keduanya saling bergantungan. Oleh karena itu masyarakat kota dan desa memiliki hubungan yang sangat erat, dengan ini masyarakat yang tinggal di kota bergantung pada hasil bumi dan ternak yang diolah di desa yang berupa bahan panganan.
Begitupun dengan Masyarakat desa, banyak juga yang datang ke kota (urbanisasi) untuk mencari lapangan pekerjaan. Karena di desa dangat nimin dengan lapangan pekerjaan. Selain itu di kota juga mamproduksi barag – barang elektronik yang dapat digunakan untuk membantu meringankan pekerjan di desa. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat kota dan desa saling membutuhkan satu sama lain.
1. Masyarakat Perkotaan, Aspek – Aspek Positif dan Negatif
A. Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
B. Syarat – Syarat Menjadi Masyarakat
Syarat – Syarat menjadi Masyarakat yaitu :
1.   Mematuh iaturan yang dibuat oleh negara
2.   Mematuhi hak dan kewajiban sebagai masyarakat
3.   Melindungi negara ditempat masyarakat tersebut bermukim
4.   Menciptakan lingkungan yang tentram dan damai
C. Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
D. Dua Tipe Masyarakat
Masyarakat mempunyai tipe seperti berikut :
o  Masyarakat kecil yang belum kompleks, yaitu masyarakat yang belum mengenal pembagian kerja, struktur, dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajarisebagai satu kesatuan. 
o  Masyarakat yang sudah kompleks, yaitu masyarakat yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu pengetahuan sudah maju, teknologi maju, dan sudah mengenal tulisan.
E. Ciri – Ciri Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1)  Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. 
2)  Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik, perbedaan agama dan sebagainya.
3)  Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
4)  Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
5)  Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
6)  Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripada faktor pribadi.
7)  Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu. 
8)  Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
F. Perbedaan Antara Desa dan Kota
Perbedaan Antara Desa dan Kota yaitu :
1.   Jumlah dan kepadatan penduduk.
2.   Stratifikasi sosial.
3.   Pola interaksi sosial.
4.   Lingkungan hidup.
5.   Corak kehidupan sosial.
6.   Solidaritas sosial.
7.   Mata pencaharian.
8.   Mobilitas social.
2. Hubungan Desa dan Kota
A. Hubungan Desa dan Kota
Hubungan antara desa dan kota diantaranya yaitu :
§  Masyarakat tersebut bukanlah 2 komunitas yg berbeda.
§  Bersifat ketergantungan.
§  Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan.
§  Desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis pekerjaan tertentu.
§  Sebaliknya, kota menghasilkan barang dan jasa yg dibutuhkan desa.
§  Peningkatan penduduk tanpa diimbangi perluasan kesempatan kerja berakibat kepadatan.
§  Mereka kelompok para penganggur di desa.
3. Aspek Positif dan Negatif
A. Aspek Positif dan Aspek Negatif
Ø  Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
Ø  Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
Ø  Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil).
Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
Ø  Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
B. Lima Unsur Lingkungan Perkotaan
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1.   Wisma: unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatansosial dalam keluarga.
2.   Karya : Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat ; misalnya bagi kehidupan perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal,serta kegiatan kerja lainnya.
3.   Marga : Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan internal), serta hubugan antara kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya (hubungan eksternal).
4.   Suka : Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memnuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, petamanan, kebudayaan, dan kesenian.
5.   Penyempurnaan : Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam ke empat unsur di atas, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
C. Fungsi Eksternal Kota
Fungsi eksternal dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik secara regional maupun nasional. Contohnyaa yaitu :
·     Sebagai tempat melakukan politik
·     Sebagai tempat untuk memperluas jaringan usaha
·     Sebagai tempat untuk memperoleh ilmu yang tinggi
·     Sebagai sarana produksi
4. Masyarakat Pedesaan
A. Pengertian Desa
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografis, sosial, ekonomi, politik dan kulural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain.
Pola keruangan desa bersifat agraris yang sebagian atau seluruhnya terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti iklim, tanah, topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat penyesuaian penduduk desa terhadap lingkungan alam bergantung pada faktor ekonomi, social, pendidikan dan kebudayaan.
B. Ciri – Ciri Desa
Ciri-ciri masyarakat desa antara lain sebagai berikut:
-      Sistem kehidupan umumnya bersifat kelompok dengan dasar kekelurgaan (paguyuban). 
-      Masyarakat bersifat homogen seperti dalam hal mata pencahariaan, agama dan adat istiadat.
-      Diantara warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat lain di luar batas wilayahnya.
-      Mata pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani.
-      Faktor geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan masyarakat. 
-      Jarak antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.
C. Ciri – Ciri Masyarakat Pedesaan
Ciri-ciri masyarakat pedesaan dapat ditunjukkan melalui kehidupan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa diantaranya :
1.   Masyarakat pedesaan menggunakan bahasa daerah untuk komunikasi sehari-hari.
2.   Masyarakat pedesaan berorientasi pada kepentingan bersama dengan bergotong royong.
3.   Masyarakat pedesaan senantiasa berupaya menjaga kerukunan antar sesama.
4.   Masyarakat pedesaan biasanya lebih memilih hidup yang sederhana.
5.   Masyarakat pedesaan umumnya menjunjung tinggi adat istiadat yang berlaku.
6.   Masyarakat pedesaan cenderung mengutamakan mempertahankan kehidupan tradisional.
D. Macam – Macam Pekerjaan Gotong Royong
Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar Filsafat Indonesia. Contohnya  seperti :
-      Membersihkan lingkungan Bersama
-      Adanya sistem ronda untuk menjaga lingkungan
-      Saling membantu sesama warga
-      Bahu membahu dalam pembangunan desa
E. Sifat dan Hakikat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
F. Macam – Macam Gejala Masyarakat Pedesaan
Di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, yang menyebabkan di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan. Gejala-gejala sosial tersebut antara lain:
Ø Konflik (pertengkaran), pertengkaran yang terjadi di sini biasanya terjadi karena masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga.
Ø Kontraversi (pertentangan), petentangan ini sering terjadi diakibatkan perubahan kebudayaan, psikologi ata dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic).
Ø Kompetisi (persaingan), persaingan di sini sering terjadi dalam berbagai hal, terutama dalam bekerja.
Ø Kegiatan pada masyarakat pedesaan
G. Sistem Budaya Petani Indonesia
Sejarah perjuangan hidup umat manusia hanya akan bermuara pada dua latar belakangbudaya, budaya petani (bertani, berternak dan menangkap ikan sebagai nelayan) dan budayapedagang. Indonesia, secara sadar mentransformasi budaya petani ke dalam budaya industri. Dan budaya itu pula yang menjiwai budaya industrinya. Apa dan bagaimana “budaya petani” dan “budaya pedagang” dapat tergambar dalam kisah sederhana. Petani pun beranggapan seperti :
-      Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup
-      Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana
-      Dalam menghadapi alam mereka cukup bekerja sama
H. Unsur – Unsur Desa
1)   Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.
2)   Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3)   Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
ketiga unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan.
I. Fungsi Desa
Fungsi dari desa adalah:
1.   Desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
2.   Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
3.   Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll
5. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
A. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Kehidupaan masyarakat desa berbeda dengan masyarakat kota. Perbedaan yang paling mendasar adalah keadaan lingkungan, yang mengakibatkan dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Kesan masyarakat kota terhadap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam berpikir dan bertindak, serta mudah tertipu dsb. Kesan seperti ini karena masyarakat kota hanya menilai sepintas saja, tidak tahu, dan kurang banyak pengalaman.
Untuk memahami masyarakata pedesaan dan perkotaan tidak mendefinisikan secara universal dan obyektif. Tetapi harus berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah orang, tingal dalam suatu daerah tertentu, ikatan atas dasar unsur-unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanya interdepensi, adanya norma-norma dan kebudayaan.
Masyarakat pedesaan ditentukan oleh bentuk fisik dan sosialnya, seperti ada kolektifitas, petani iduvidu, tuan tanah, buruh tani, nelayan dsb.
Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat lain. Jadi perbedaan atau ciri-ciri kedua masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenotas, perbedaan sosisal, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial, pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem lainnya.
Reference:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Manfaat Teknologi Informasi untuk Manajemen Layanan Sistem Informasi Bagi Masyarakat Pendahuluan Teknologi informasi yang juga berkembang ...